Ingin pengembangan software kamu sukses? Optimal? Ingin coba dengan cara Scrum?

Punya Scrum Master yang baik adalah syarat wajib kesuksesan implementasi Scrum kamu. Saya ulangi: syarat wajib.

Di podcast terbaru (episode 2), saya jelaskan panjang lebar tiga pertanda Scrum Master yang buruk:

  1. Tidak mengerti Scrum (berdasarkan Scrum Guide)
  2. Tidak cukup berani
  3. Tidak menghidupi sifat agile dalam dirinya

Ya, betul. Poin kedua dan ketiga memang terkait erat dengan karakter. Ingat berdebatan klasik “pemimpin hanya dilahirkan vs pemimpin bisa dididik”?

Design Sprint? Pernah dengar makhluk tersebut?

“Uh, kalau ‘Sprint’-nya sih saya sering dengar dari Scrum”

Iya. Nampaknya perancang Design Sprint, Jake Knapp, dapat inspirasi nama ‘Sprint’ dari Scrum.

Karena memang secara konsep mirip.

Sprint di Scrum, adalah rentang waktu singkat untuk fokus menggubah rancangan, menjadi potongan software1 yang cukup berkualitas untuk digunakan pengguna.

Sprint di Design Sprint, adalah rentang waktu singkat untuk fokus mengideasi dan memvalidasi rancangan terbaik dari potongan software2.

Persamaan:

  • sama-sama singkat,
  • sama-sama fokus,
  • sama-sama bicara tentang potongan kecil dari software,
  • sama-sama berada di dalam keluarga besar agile—yang berarti membuat bisnis lebih tangkas melayani pelanggan.

Perbedaan 1, keluaran: Sprint di Scrum keluarannya potongan software yang berkerja, Sprint di Design Sprint keluarannya rancangan yang sudah divalidasi nilai manfaatnya oleh responden dari pengguna.

Perbedaan 2, masukan: Sprint di Scrum masukannya rancangan software. Sprint di Design Sprint masukannya bisa 0 atau bisa masalah besar bersama—ini karena proses ideasi sudah berada dalam Sprint.

Dari perbedaan tersebut, bisa dinilai kalau Scrum dan Design Sprint adalah dua makhluk berbeda, yang menyelesaikan masalah yang berbeda.

Jadi Apa Itu Design Sprint?