Poin-poin Inti Scrum yang Harus Ada di Proposal
Lanjutan dari tulisan Kesalahan Populer saat Menulis Scrum di Proposal.
1. Kelebihan Scrum dibanding Cara Konvensional
“Apa untungnya buat saya?”
Pembaca proposal bisa jadi belum tahu Scrum, atau bahkan, punya pandangan buruk. Buka proposal dengan keunggulan Scrum, sehingga mereka makin tertarik membaca.
2. Otoritas Penuh Product Owner dalam Arah Produk & Riset Pengguna
Salah satu konsep paling revolusioner di Agile Software Developement adalah keberadaan Product Owner / Product Manager. Di manajemen konvensional ada Project Manager. Tanggung jawabnya hanya memastikan inisiatif pimpinan dieksekusi dengan baik sesuai rencana. Terlihat perannya berbeda sekali dengan Product Owner.
Di sisi lain, janji Scrum adalah nilai manfaat produk yang setinggi-tingginya. Kuncinya, juga ada di peran Product Owner. Maka, pastikan perannya dijelaskan dengan baik & ringkas di awal.
Pro tips: Cantumkan nama orang yang diproyeksikan mengisi peran Product Owner. Ini akan memudahkan pembaca membayangkan implementasi. Jika hubungannya adalah klien-vendor, usahakan Product Owner ada di sisi klien.
3. Fleksibilitas Pekerjaan
Ini adalah inti dari ketangkasan itu sendiri: kemampuan untuk terus merevisi rencana sesuai respon pengguna di lapangan. Product Owner yang ahli tidak akan bisa bergerak kalau lingkup pekerjaan sudah dikunci di kontrak. Pastikan ini terjelaskan dengan baik.
Pro tips: Pastikan bisa rilis cepat. Saat membahas bagian ini secara tatap muka, ajarkan konsep Minimum Viable Product.
4. Otoritas Penuh Development Team terhadap Estimasi
Scrum sering dijadikan alat untuk mengeksploitasi tim pengembang. Caranya, adalah dengan mengabaikan aturan-aturan Scrum yang bisa melindungi mereka. Pastikan semua aturan tersebut tercantum di proposal, sehingga bisa dibahas kepastian implementasinya di awal.
Pro tips: Saat membahas bagian ini di sesi tatap muka, jelaskan bagaimana aturan-aturan ini membantu Development Team produktif, dengan estimasi lama pengerjaan yang akurat. Akurasi estimasi akan membantu Product Owner untuk mengambil keputusan-keputusan bisnis strategis.
5. Kewajiban Product Owner & Development Team untuk Bekerja Transparan & Komunikatif
Scrum butuh kepercayaan penuh. Product Owner dipercaya mengendalikan produk. Development Team dipercaya menentukan estimasi lama pengerjaan. Ini tidak masalah, jika pembaca proposal—khususnya dari sisi pimpinan/investor—sudah kenal secara personal karena pernah bekerja sama. Jika belum?
Tunjukkan di proposal, bahwa mereka akan mendapatkan transparansi maksimum atas pengembangan. Karena musuh dari semua korupsi adalah transparansi.
6. Keberadaan Scrum Master & Retrospektif
Karena pihak-pihak eksekutor (Product Owner & Development Team) diberikan kepercayaan penuh, mungkin timbul pertanyaan dari pembaca, “siapa yang memastikan mereka berjalan dengan semestinya?”. Jawabannya adalah Scrum Master. Jelaskan perannya dengan baik.
Karena Scrum Master bertindak sebagai fasilitator—bukan mandor—dan juga pihak-pihak eksekutor dituntut untuk lebih mandiri, maka jelaskan kegiatan Sprint Retrospektif dengan baik.
Demikian poin-poin penting di Scrum, yang harus dibahas di awal inisiatif.
Saya ingin dengar pendapat Anda: poin-poin apa saja yang biasanya dilanggar di lapangan?
Ingin draf komplit proposal & kontrak kerja sama yang menggunakan Scrum? Kontak saya di rizky.syaiful@gmail.com.
Pingback: Kesalahan Populer saat Menulis Scrum di Proposal – AgileCampus.org
Pingback: Kesalahan Populer saat Menulis Scrum di Proposal – AgileCampus.org
Pingback: Saat Mereka Menolak Agile – AgileCampus.org